Jumat, 03 Juli 2015

Gelisah Sang Syeih

Masih tentang Syeih dari Gaza. Beliau mengutarakan kesedihannya pada kami muslimah di negeri tercinta. Kami yang terlihat bertakwa, menutup aurat saat memasuki masjid. Tertutup sempurna seluruh tubuh, tanpa meninggalkan secuil aurat yang bisa tampak. Tapi ketika selesai, maka dibuka kembali. Dilepaskan pakaian takwa dan kembali seksi.

Duhai, kita seperti kembali pada zaman dahulu, kata syeih. Wajar bila zaman Nabi Adam dan Hawa pertama turun tidak mengenakan pakaian yang sempurna karena keterbatasan bahan, alat dan pengetahuan. Tapi setelah Rasulullah salallahu’alaihi wassalam diutus Allah, telah diperintahkan untuk menutupkan seluruh tubuh dengan pakaian takwa. Bila kini kita menggunakan pakaian yang terbuka, modern atau justru mundur jauh ke belakang?

Teringat tulisan beberapa tahun lalu ketika aku terdiam melihat kawan-kawan yang berhijab saat keseharian, lalu melepaskannya saat ada agenda tertentu. Antara sedih, perih dan tamparan pada diri sendiri. Kemana kami yang katanya berdakwah? Kemana kami yang katanya menyeru kebenaran?

Kebenaran, dakwah, bisa jadi tidak sampai karena kita yang berdiam. Mungkin kurang dalam mengajak. Mungkin kurang dalam menyeru. Lalu apa yang harus dilaporkan kelak di yaumil akhir? Malulah aku >_<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar