Masih tentang Syeih dari Gaza. Beliau mengutarakan
kesedihannya pada kami muslimah di negeri tercinta. Kami yang terlihat bertakwa,
menutup aurat saat memasuki masjid. Tertutup sempurna seluruh tubuh, tanpa
meninggalkan secuil aurat yang bisa tampak. Tapi ketika selesai, maka dibuka
kembali. Dilepaskan pakaian takwa dan kembali seksi.
Duhai, kita seperti kembali pada zaman dahulu, kata syeih. Wajar
bila zaman Nabi Adam dan Hawa pertama turun tidak mengenakan pakaian yang
sempurna karena keterbatasan bahan, alat dan pengetahuan. Tapi setelah
Rasulullah salallahu’alaihi wassalam diutus Allah, telah diperintahkan untuk
menutupkan seluruh tubuh dengan pakaian takwa. Bila kini kita menggunakan
pakaian yang terbuka, modern atau justru mundur jauh ke belakang?
Teringat tulisan beberapa tahun lalu ketika aku terdiam
melihat kawan-kawan yang berhijab saat keseharian, lalu melepaskannya saat ada
agenda tertentu. Antara sedih, perih dan tamparan pada diri sendiri. Kemana kami
yang katanya berdakwah? Kemana kami yang katanya menyeru kebenaran?
Kebenaran, dakwah, bisa jadi tidak sampai karena kita yang
berdiam. Mungkin kurang dalam mengajak. Mungkin kurang dalam menyeru. Lalu apa
yang harus dilaporkan kelak di yaumil akhir? Malulah aku >_<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar