Kamis, 18 Agustus 2011

balada keluarga perjuangan


banyak kenangan yang telah tertoreh
banyak tawa yang telah terkembang
bersamamu
keluarga baruku

cinta, harap dan semangat
tertular
namun bukan virus
bukan pula penyakit
inilah ikatan hati
yang menyatukan kita selama ini

dalam kerinduan aku ingin bertanya
adakah yang ku rasa sama seperti
yang kau rasa?

waktu telah memisahkan raga
berkembang diri ini
semakin menjauh
dan menjauh
waktu yang semakin memisahkan
amanah yang luar biasa
dan ku akui, kalian semua hebat

kadang kala ingin aku bersama lagi
kadang rindu kebersamaan ini
berganti keluarga telah ku lakui
suka duka bersama keluarga yang lain
berharap akan canda
namun air mata tak henti mengalir

aku merindu
aku rindu gelak tawa itu
aku merindukan persahabatan yang lalu

mungkin benar kata orang
betapa sulit memisahkan hati yang padu
atau mungkin hati yang telah terkunci?
mati

terpekik di telingaku
tuli

perjuangan harus dilanjutkan
perjuangan tak pernah berhenti
meski keluarga berganti
nafas ini masih di raga
selama itu pula perjuangan tak kan pudar

tapi,
tahukah mereka?
tak ku temukan jiwa yang sama
tak ku temukan nafas perjuangan yang sama
entah
mungkin aku yang telah menutup
segala tirai dari mentari
tak mengerti bagaimana warna pelangi
tak terlihat lagi indah bunga musim semi

memang aku ingin kembali
aku ingin kembali pada masa itu
bilakah aku?

dalam teriakan hati aku bertanya
akankah sama apa yang ku rasa?
ataukah hanya pintu yang tak mampu terbuka?

kini,
semakin jauh keberadaan kita
bagaikan gemintang di jagat raya
kita telah bersinar
diri kita bersinar
dalam binar cahaya yang berbeda
mencoba peruntungan
mencuri perhatian

namun gersang
bagai sahara
tirai yang tertutup
kini semakin rapat
bahkan semut pun enggan mendekat

mungkin benar kata orang
aku hanya menutup diri
mengunci hati

aku tak meminta bersandar seperti dulu
karena bintang hanya akan terapung
melayang di jagat hitam
aku hanya merasa berat
bagai terhempas meteor

bukan
bukan aku berharap akan sama seperti dulu
karena tiap keluarga berbeda
karena tiap hati tak kan pernah sama
namun
salahkah rasa hati ini bila kecewa?
salahkah bila tetes air mata ini tak berhenti mengalir?

saat meneteskan air cinta ini,
aku ingin bertanya
adakah yang ku rasakan sama?
adakah aku salah merasa?

sebuah hati
ya, hanya sebuah hati
tapi inilah tempat yang lapang untuk berbagi
tempat yang tak kan pernah henti mengalirkan cinta
namun sakit dan perih juga tak terpungkiri
bila tergores serpihan kaca

dan sebuah kaca
kan kan pernah kembali
bila telah retak
dia tak kan pernah dapat menjadi cermin yang jujur
hanya kebohongan yang terpantul

surakarta, 17 Agustus 2011
SABRINA LULU ARGENTUM