Sabtu, 29 Maret 2014

Pare

Apa yang terbayang ketika kalau ada yang menyebut "Pare"? Hijau, pahit, bentuk aneh? Memang sih pare rasanya pahit karena memang ada kandungan kukerbitin pada pare. Tapi buat yang ga suka rasa pahit, jangan khawatir. Rasa pahit pada pare bisa dihilangkan.

Cara menghilangkan rasa pahit pare sebetulnya gampang. Remas-remas dengan garam aja. Tapi harus hati-hati, kalo gak bener nyucinya, malah timbul masalah baru. Parenya bisa asin banget ntar. Pernah kejadian waktu pertama kali aku masak tumis pare. Saking banyaknya garam, sampe si pare lebih pahit. Hehe

Pas mau masak ke-2 aku tanya ibuku. Katanya bisa juga pakai air hangat. Akhirnya ku coba. Tapi karena ragu, aku campur dua metode. Pertama aku remas dulu pare dengan garam. Waktu itu 2 buah pare dicampur 1 sendok makan garam, terus diremas dan dicuci. Terus aku rendem pare yang sudah ku remas ke air hangat yang sudah aku bubuhi garam. Katanya kalau sayuran yang warnanya hijau kalau dipanaskan bisa hilang warna hijaunya, kecuali kalau diberi garam. Tanpa ilmu sih ini, hehehe :p . Aku rendam sekitar 15-20 menit, terus disaring.

Sudah prepare pare, aku prepare buat dimasak dong ya.. Aku mau masak tumis aja lah ya.. Soalnya aku juga belum pinter masak. Hehehe

Karena keluargaku suka yang praktis and mencegah bumbu-bumbu cepet busuk, akhirnya diblender trus ditumis. Kalau mau pake ya tinggal disendokin aja. Aku siapin lah duo bawang, cabe, tomat (sudah diblender semua), ikan teri, dan jamur.

Ok, semua bahan siap, tinggal dimasak :D

Mulai dari duo bawang aku cemplungin ke wajan yang sudah diminyakin. Gak usah lama-lama, kan sudah mateng. Langsung masuk jamur, ditunggu sampai jamurnya layu dan aroma langunya hilang. Untuk menghindari gosong, aku tuang air dikiiiiittttt ajah. Terus pare, ikan teri, cabe dan tomat masuk. Tunggu sampe masak. Tumis pare tersedia :D

Pare pahit gitu apa sih untungnya buat kita? Pasti itu yang ada di pikiran kalian. Hasil googling, aku dapat kabar kalo pare bisa menurunkan kadar gula dalam darah alias bisa bermanfaat banget ni buat diabetes. Karena salah satu kandungan pare merangsang sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin yang bisa nurunin kadar gula dalam darah. Tapi, biarpun berkhasiat, jangan makan pare berlebihan ya.. Segala yang berlebihan pasti kurang baik.

Ok, sampai sini dulu berbagi pengalamanku di dapur. Tunggu cerita dapur selanjutnya ya :D


Ledek Bayar


Sebuah acara di sebuah media swasta nasional yang tergolong masih muda cukup menggelitik. Dipandu oleh duo seniman yang memang asik. Lawakannya cukup cerdas, tapi bukan itu yang mau saya komentari. Di acara ini boleh melucu, tapi kalau lawakannya menyela atau menyindir orang lain, harus membayar lima ribu rupiah. Mungkin itu berfungsi untuk lucu-lucuan. Tapi unik.
menurut saya, itu untuk hukuman.

Hari-hari belakangan ini memang banyak acara yang penuh dengan lucu-lucuan. Ada yang melucu bersama, ada juga yang melucu sendiri. Kalau melucu bersama, tak jarang ada unsur kekerasan baik memukul atau menghina. Ada juga yang melucu sendiri tapi juga penuh dengan ledekan yang halus. 

Saya jadi mikir nih, kalau hukuman tiap orang yang meledek harus bayar sejumlah uang dan uangnya dikumpulkan, kira-kira berapa ya uang yang terkumpul? Makin banyak yang terkumpul berarti makin banyak orang yang meledek orang lain. Dari situ kita bisa lihat bagaimana seseorang menghormati orang lain.


Wanita Hebat

Namanya Vida, aku hanya mengenalnya sepintas. Wanita biasa sepertinya, tidak berpangkat setahuku. Dia ibu dari 4 anaknya yang masih mungil. Seorang sarjana hukum di tempatku menimba ilmu. Tapi uniknya dia tidak menjadi hakim, tidak menjadi jaksa, atau tidak menjadi notaris. Dia hanya membuka toko kue kecil di rumahnya.
Keunikannya tidak sampai situ saja, dia terlihat biasa tapi luar biasa. Menginspirasi banyak orang dengan tulisannya. Menginspirasi orang dengan sekolah untuk calon istri dan ibu-ibu. Sekolah pra-nikah yang dulu diadakan di tempat yang sederhana, sekarang telah diorganisir dengan jauh lebih baik.
Di sela-sela memberikan materi, dia menggendong bayinya yang belum sampai 6 bulan. Terkadang dia memohon izin mengangkat telfon dari si bungsu yang menyampaikan bahwa si bungsu telah sampai ke rumah. Sabar dia menanggapi telfon anaknya dan menjelaskan dia dengan simpel tapi tetap mengena.
Kini aku tak pernah bertemu dengannya setelah lulus kuliah. Kakak yang baik, Ibu yang sabar, wanita yang bermanfaat bagi orang lain. Rindu dengan petuahnya, rindu dengan kesabarannya. Betapa beruntung wanita yang tidak bekerja di luar, menjadi wanita sepenuhnya tapi tetap bermanfaat bagi orang lain.

Rabu, 26 Maret 2014

Perkedel tahu pertamaku

Kemarin ibuku membeli tahu. Padahal di kulkas masih ada tahu mentah dan tahu goreng yang belum habis. Mungkin dah pada bosen makan tahu goreng biasa. Yang masak juga bosen sih...

Karena si tahu gampang basi, akhirnya aku browsing pengolahan tahu yang lumayan enak tapi gampang. Kan aku sendiri juga baru latihan masak. Akhirnya aku nemu resep perkedel tahu

Bahannya gampang, cuma tahu yang sudah dihaluskan, daun bawang, duo bawang yang sudah diuleg, garam, lada, telur satu butir, n terigu.

Lihat di dapur ada semua bahan aku memberanikan diri bikin masakan ini. Campur semua bahan, diulen, dibentuk kasar trus digoreng. Simpel.

Eit, tapi bisa dibilang aku musuhan sama gorengan. Kenapa? Minyaknya itu lho suka muncrat :( tapi aku beranikanlah..

Daaaannnn taraaaa jadi deh perkedel tahu pertamaku. Belum pas sih bumbunya.. masih lumayan hambar. Tapi lumayan lah untuk sesuatu yang pertama. Hehe

Nyum.. lapar nih jadinya. Mari makaaaannnn :D