Rabu, 25 Mei 2011

Gadis Peminta-minta

Malam ini aku pulang boleh dibilang terlalu larut. Ya, melanggar jam malam memang. Terjadilah aksi kebut di jalan. Dari Solo Grand Mall alias SGM, aku memacu kity dengan kecepatan tinggi. Tapi, tentu gak melanggar rambu-rambu lalu lintas lah ya... 

Beberapa lampu merah ku lewati dengan santai, bahagia, dan ceria (halah mulai deh... xixixi). Sampai aku di sebuah perempatan di daerah melawai. Yah, namanya perempatan kan ada lampu merah kan ya? Ada hal yang menggelitik hatiku. Seorang anak perempuan gendut (yang kayanya sih makin gendut deh dia) meminta-minta dengan sedikit memaksa seperti biasanya. Sebelum dia mendatangiku, dia melewati sebuah sepeda motor yang ditunggangi dua lelaki. Aku awalnya biasa, sampai aku melihat mas yang di motor itu memberikan "sedekah" berupa benda putih panjang. Rokok? Ah, mungkin aku salah lihat, pikirku.

Si anak perempuan itu pun mendatangiku. Entah karena ego (masih kecil dah minta-minta besarnya gimana coba??) atau memang aku sedang tidak membawa uang, aku tidak memberikan uang sedikitpun padanya. Berlalu dia dari motorku dan mendekati motor di belakang sedikit ke kananku. Motor itu juga ditunggangi dua orang mas-mas. Aku perhatikan tingkah si anak dan masnya. Apa yang ku lihat? Masnya mengeluarkan banyak benda tabung berwarna putih, ROKOK. Gak cuma satu. 

Aduh, aku merasa bersalah sekali. Dia anak gadis, masih kecil, usianya paling kalau gak SD akhir ya awal SMP. Mau apa dia dengan rokok itu? Apakah pergaulan di jalan membuatnya tidak asing dengan rokok? Mengenaskan. 

Melihatnya aku jadi berfikir. Katanya salah satu tridarma perguruan tinggi adalah mengabdi untuk rakyat. Selama ini memang ada sih pengabdian itu. Ke desa-desa terpencil di pelosok Solo Raya. Tapi belum pernah ada pengabdian ke orang-orang kurang mampu di tengah kota sendiri. Kalau ku perhatikan, anjal, pengamen, dan peminta-minta semakin banyak di Solo (bahkan itu hanya pengamatanku selama kuliah aja lho). Entah kalau ditanya data statistiknya, nilai statistikku aja masih C. hehehe

Aku jadi berfikir, apakah aku termasuk mahasiswa yang tau tapi gak ada geraknya ya? Inilah realitanya. Inilah yang harusnya kita perjuangkan. Selama ini kita banyak beretorika, memikirkan masa depan sendiri, kadang tidak melihat mereka yang ada di sekitar kita. Dan akupun termasuk "golongan bersalah" yang membiarkan semuanya terjadi semakin parah. Ingin melakukan pemberdayaan masyarakat agar anak-anaknya tak terjun ke jalan(bukan buat demo dengan orasi dan nyanyian penuh semangat tentunya), membantu mereka walaupun mungkin bukan dengan materi namun dengan pendidikan moral dan kewirausahaan.