Selasa, 15 April 2014

Jagung Manis


Sebenarnya ini edisi kepentok ide. Mendadak lihat ada jagung manis rebus di kulkas. Si gemuk kuning yang memikatku, yang mengantarkan aku menyandang gelar sarjana. Mungkin tulisanku hari ini akan sedkit berbeda. Aku ingin membagi sedikit ilmu yang kuperoleh di bangku kuliah. Mengupas jagung. Apa itu jagung, dari mana, apa keuntungan mengkonsumsi jagung manis.
Tanaman dengan nama latin Zea mays saccharata ini merupakan salah satu tanaman dari jenis rumput-rumputan, yang diduga berasal dari kultivar jagung Peru. Rasanya manis seperti namanya. Tapi bagi penderita diabetes tak usah merasa khawatir, jagung ini aman kok. Karena kandungan gula pada jagung manis bukan glukosa, melainkan fruktosa. Fruktosa tidak akan langsung dicerna tubuh, melainkan akan diolah dulu menjadi glukosa.
Bulir jagung mengandung karbohidrat, protein, lemak nabati, serat, vitamin dan mineral. Jagung juga kaya asam folat yang dibutuhkan ibu hamil. Asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir cacat atau berat bayi lahir rendah. Defisiensi (kekurangan) asam folat juga akan mengakibatkan ketidaksuburan dan resiko infeksi tinggi. Selain itu, asam folat membantu pergantian sel-sel tubuh yang rusak.
Jagung manis memiliki warna kuning yang menggoda. Makanan berwarna kuning dikenal dengan kandungan vitamin A yang tinggi. Warna kuning pada jagung juga menandakan jagung bermanfaat bagi paru-paru. Beta cryptoxantin dalam jagung dapat mencegah radikal bebas.
Banyak kandungan dan keuntungan memakan jagung. Sesekali mengganti nasi dengan jagung, tak ada salahnya. ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan. Semoga tulisan ini menambah ilmu kita.
Salam 
Sumber: Panduan Karbohidrat Terlengkap (Prof. DR. Ir. Made Astawan, MS)

Minggu, 13 April 2014

Apa Yang Kau Jual


Sore ini selepas dari sebuah acara, saya lapar. Mampirlah saya ke warung mie ayam. Yang dijual seperti biasa, mie ayam, beraneka bakso, pangsit, dan aneka minuman. Dijualnya pun di punggir jalan. Biasa saja.Tapi luar biasa, mobil berderet penuh hendak parkir. Apa yang dijual sampai yang datang sedikit berbeda.Usut punya usut, ada nuansa berbeda yang ikut dijual di warung ini. Musik zaman dulu, rumah tua, lukisan tua yang entah asli atau palsu, dan bangkunya pun nyaman meski hanya bangku kayu. Cukup terpesona saya.Seketika ada pramusaji menghampiri, menawarkan berbagai menu yang biasa. Ku lihat daftar menunya biasa, tidak dihias apapun. Harganya masih wajar lah. Tapi ketika sang pramusaji membacakan pesanan kami , aku kembali takjub. Apa pasal? Si pramusaji membaca menu dalam bahasa jawa krama. Tidak aneh jika aku di Jogja atau Solo, tapi ini Surabaya! Hal yang jarang kutemui. Kupandangi pramusaji itu. Tak aneh, hanya bercelana, berkaos hijau dan tutup kepala seperti blangkon.Ok, aku sudah cukup terpesona dengan suasana. Apa rasanya mempesonaku?Akhirnya tibalah pesanan kami. Mie ayam bakso dan jeruk hangat. Sekali lagi, biasa! Yang aku sedih, porsinya lebih sedikit dari mie ayam yang biasa ku beli. Rasanya standar. Rasa daging pada bakso tidak begitu terasa. Banyak tepungnya.Di sini aku mengingat kuliahku dulu, mata kuliah industri jasa boga. Mengingat dulu harus merancang sebuah rumah makan. Mulai konsep tata ruang, daftar menu, dan suasana. Di mana rumah makannya, terjangkaukah? Daftar menu yang cantik dengan gambar yang memudahkan pemilihan menu. Lalu suasana apakah kekeluargaan, berjiwa muda, atau yang lain.Ketika rasa enak didukung dengan suasana dan tata letak yang apik, katanya biaya mahal pun tak jadi soal bagi pengunjung. Tak jarang, rasa biasa tapi suasana menyenangkan walau harga mahal tapi masih ramai dikunjungi. Rasa uenak tapi tempat standar dengan harga murah, saya rela sering mengunjungi.Jadi, di rumah makan mau menjual makanan atau suasana? Apa yang kau pilih?