Jumat, 30 September 2011

ujian


dalam hidup, kita tak mungkin terlepas dari setiap masalah. masalah ada untuk menguji seberapa kuatkah kita,seberapa sabarkah kita yang berujung pada pendewasaan diri kita. dalam masalah inilah biasanya kita lebih dekat dengan Sang Pencipta. menyebut asmaNya lebih dari biasanya, menangis bila perlu. yaa itulah manusia.

namun lagi-lagi note ini bukan untuk membahas apa yang telah saya tuliskan di atas. hanya mungkin pengingatan saja. bukan untuk siapapun, namun ini untuk saya yang mungkin juga bisa dipakai untuk mengingatkan setiap kita. karena saya bukanlah ahli agama, saya hanya ingin membagi apa yang bisa saya bagi bersama.

kejadian ini mungkin sering terjadi. masalah tak kunjung usai, rasanya beraaattt sekali ujian dan cobaan yang terpanggul. tak jarang pula melupakan bahwa kita pasti dapat menyelesaikannya. apa yang kita rasakan tak jarang menghimpit, sakit. lalu menarik diri dari segalanya atau malah mungkin kita mencari jalan yang salah. 

menarik diri, sering kali membuat kita banyak merenung. sukur-sukur bila kita merenung untuk mencari titik balik dari suatu masalah. kita mencoba mencari solusi tanpa menyalahkan siapa pun. tapi terkadang, kita merasa tak lagi mampu dan menyalahkan Tuhan, menyalahkan Allah dan tidak lagi percaya akan ketetapanNya. akibat dari hal itu adalah pelarian suatu masalah. disinilah kita terkadang salah dalam mencari pelarian. kita lari dari masalah pun bukan hal yang pantas, apalagi lari hingga terperosok ke dalam lembah yang tek pernah terbayangkan sebelumnya. 

sebuah nasehat dari seorang kawan, mengingatkanku. mungkinkah kita lupa, atau mungkin kita tak percaya atau jangan-jangan kita sombong? entahlah. yakinkanlah akan ketetapan yang berlaku. percayalah pasti akan ada jalan keluarnya. dan percaya kita pasti dapat melaluinya karena masalah adalah ujian dan bila tak lulus ujian, maka akan ada ujian serupa untuk kita lalui. 

Kamis, 29 September 2011

aku ada


dalam jalan yang terbentang
dalam kelam yang mencekam
dalam binar yang menyilaukan

aku di sini
aku berdiri
aku ada

tak perlu bisikan tanpa kata
tak perlu lagi teriakan kata hati
hanya diam
diamlah

aku di sini
aku berdiri
aku ada

lihatlah apa yang tak terlihat
dari dasar hati
dari dalam jurang diri

lihatlah yang indah
dari kerindangan pepohonan
dalam lengkung sang pelangi

aku di sini
aku berdiri
aku ada

hati


bagaikan kertas pada tanah lapang
terbang tertiup angin
terombang ambing dalam gelisah malam
itulah hati
yang menyimpan banyak hal

hati ini bukan dinding yang kokoh
hati bukanlah tak tergoyahkan
sangat mudah berubah
sangat mudah retak

oh Tuhan, 
lindungilah hati ini
jagalah hati ini 
jangan biarkan angin 
menerbangkan hati
membalik dan membuat resah


Kamis, 18 Agustus 2011

balada keluarga perjuangan


banyak kenangan yang telah tertoreh
banyak tawa yang telah terkembang
bersamamu
keluarga baruku

cinta, harap dan semangat
tertular
namun bukan virus
bukan pula penyakit
inilah ikatan hati
yang menyatukan kita selama ini

dalam kerinduan aku ingin bertanya
adakah yang ku rasa sama seperti
yang kau rasa?

waktu telah memisahkan raga
berkembang diri ini
semakin menjauh
dan menjauh
waktu yang semakin memisahkan
amanah yang luar biasa
dan ku akui, kalian semua hebat

kadang kala ingin aku bersama lagi
kadang rindu kebersamaan ini
berganti keluarga telah ku lakui
suka duka bersama keluarga yang lain
berharap akan canda
namun air mata tak henti mengalir

aku merindu
aku rindu gelak tawa itu
aku merindukan persahabatan yang lalu

mungkin benar kata orang
betapa sulit memisahkan hati yang padu
atau mungkin hati yang telah terkunci?
mati

terpekik di telingaku
tuli

perjuangan harus dilanjutkan
perjuangan tak pernah berhenti
meski keluarga berganti
nafas ini masih di raga
selama itu pula perjuangan tak kan pudar

tapi,
tahukah mereka?
tak ku temukan jiwa yang sama
tak ku temukan nafas perjuangan yang sama
entah
mungkin aku yang telah menutup
segala tirai dari mentari
tak mengerti bagaimana warna pelangi
tak terlihat lagi indah bunga musim semi

memang aku ingin kembali
aku ingin kembali pada masa itu
bilakah aku?

dalam teriakan hati aku bertanya
akankah sama apa yang ku rasa?
ataukah hanya pintu yang tak mampu terbuka?

kini,
semakin jauh keberadaan kita
bagaikan gemintang di jagat raya
kita telah bersinar
diri kita bersinar
dalam binar cahaya yang berbeda
mencoba peruntungan
mencuri perhatian

namun gersang
bagai sahara
tirai yang tertutup
kini semakin rapat
bahkan semut pun enggan mendekat

mungkin benar kata orang
aku hanya menutup diri
mengunci hati

aku tak meminta bersandar seperti dulu
karena bintang hanya akan terapung
melayang di jagat hitam
aku hanya merasa berat
bagai terhempas meteor

bukan
bukan aku berharap akan sama seperti dulu
karena tiap keluarga berbeda
karena tiap hati tak kan pernah sama
namun
salahkah rasa hati ini bila kecewa?
salahkah bila tetes air mata ini tak berhenti mengalir?

saat meneteskan air cinta ini,
aku ingin bertanya
adakah yang ku rasakan sama?
adakah aku salah merasa?

sebuah hati
ya, hanya sebuah hati
tapi inilah tempat yang lapang untuk berbagi
tempat yang tak kan pernah henti mengalirkan cinta
namun sakit dan perih juga tak terpungkiri
bila tergores serpihan kaca

dan sebuah kaca
kan kan pernah kembali
bila telah retak
dia tak kan pernah dapat menjadi cermin yang jujur
hanya kebohongan yang terpantul

surakarta, 17 Agustus 2011
SABRINA LULU ARGENTUM



Minggu, 05 Juni 2011

kisahku sepanjang 4 Juni 2011

perjalanan kali ini dimulai dari pagi di sebuah kamar yang gak gede sih sebenernya. Kamar nomer 13 wisma anggia di kenthingan, Surakarta. Antara ngantuk dan pengen melanjutkan merem mengingat malam sebelumnya aku gak bisa tidur atau menanggapi hape yang gak berhenti bunyi gara-gara sms ato telpon dari nomer yang sama dengan permintaan yang sama, "bangun dek, dah pagi, bisnya dah nunggu". Akhirnya aku bangun juga, setengah lemes setengah males. Intinya mah, sebenernya niatnya lanjut berselimut.

Setengah jam dari waktu yang disepakati akhirnya aku sampai di tempat perjanjian dengan kity -si motor merah kesayangan- dengan mata setengah tertutup. Lhah ternyata pas sampai, baru ada dua orang plus awak bis aja. Si pelaku yang membangunkanku dari tidurku ternyata gak nampak di situ. Tau gitu aku tidur dulu deh >_<

Setelah sekian lamanya aku menunggu (lhah kug malah dangdutan??? hahaha), akhirnya bis diberangkatkan ke Dayu untuk tujuan pertama, njemput bapak-bapak petani, soalnya ini memang acara mereka -study banding ke jogja-. Diawali dengan sarapan nasi kuning -yang mboh lah dari mana yang penting ganjel perut dulu lah- sambil briefing trus bersiap mencari tempat dengan posisi yang menyenangkan untuk mlungker. Eh, sampe di Gondangrejo aku diturunin di pasar, disuruh beli plastik plus antimonya buat antisipasi ada yang mabok.

Muter-muter pasar buat nyari ntu plastik ternyata ga susah. Cukup bentar aja dah dapet deh ntu plastik n antimo. Habis itu aku terdampar lagi di terminal samping pasar, nunggu dijemput bis lagi. Semenit dua menit sampe berasa nyaris lumutan (halah). Iseng aku ndatengin yang jualan di belakangku, trus beli popmie anget. Baru mau nyantap, tau-tau soni ericson k770i ku bunyi, sms kalo bentar lagi dijemput n harus siap sedia di jalan. huaaaa

Masuk ke bis lagi, bersiap mlungker lagi. Bermodal musik dari hape sambil ga lupa minjem headset dari mas beni, aku merem. Baru bentar, ada yang goyangin sandaran kursiku. Merem lagi, diajak ngobrol. Halah, kapan tidurnya coba???

Skip aja dah. Ceritanya dah di jogja neh. Tempat yang mengagumkan. Sebuah pendopo dengan taman dari tanaman pangan dilengkapi kolam ikan dan kandang-kandang gak lupa ada sawah di sisi kanan kirinya. Cantik banget dah :D

Sejam, dua jam. keceriaan liat ikan, ituk, ayam, cabe, dara, berubah jadi bosen, suntuk, bete, kepanasen dan pastinya NGANTUK!!! parah ne pembicara. lama bener dah...

Jam 2 kurang gak ada lebih cukup banyak, acara di joglo indah nan menawan ntu selesai. acara lanjut lagi ke kandang kambing yang katanya peranakan etawa alias PE. Kambingnya lucuuuu aku sukaaaa :D trus juga yang punya kambing ternyata punya usaha pengolahan susu mulai dari susu segar sampe diolah jadi es krim. Enak semua. Aku mborong sekalian itu kan obat buat asma yak? Gak ragu deh. haha

Puas ketemu kambing, siap-siap ke salah satu sudut lain kota Jogja, kebun binatang Gembiraloka.Makin bagus sih biar kata habis kena gempa... Aku sama temen-temen mahasiswa mencar dari petaninya. Main-main, ketawa-ketiwi, pegang sana-sini, sampe bernarsis ria kita lakoni. Episode senang hari ini deh pokoknya.

Selesai semua agenda di dalem kebun binatang, capek juga sebenernya, siap-siap pulang buat mereka dan siap-siap mencari taksi untukku. Aku diturunin di salah satu ruas jalan di kota jogja menjelang gelap. Apes memang malam itu, im3 gak bisa buat nelpon simpati kehabisan pulsa, jauh dari selter trans jogja dan taksi penuh semua. Bingung, takut, dan parahnya aku gak tau itu dimana dan gak tau arah. Menggila, nyaris putus asa deh. Sampe ada mobil sedan biru berhenti di depan toko elektronik langgeng jaya di kusumanegaran timur dan ada perempuan pake baju orange manggil aku. Terselamatkan deh, dijemputin trus diater.Gak kebayang kalo beneran ilang di jogja. Hahaha Sampe rumah Pakdhe, mereka kuatir banget. Maaf dan terimakasih. Asik sih, tapi kao pake ngilang lagi, mikir beribu kali deh. hahaha

pengemis kecil

tangan-tangan kecil
menengadah
memohon sepeser uang

kaki-kaki kecil
menyeret lemah
tertatih mendekati 
mengetuk jendela-jendela kaca
berharap ada rupiah untuk mereka

wajah-wajah kecil
sumpringah
ketika mendapatkan benda tabung berwarna putih
bukan rupiah

ah, inikah?
untuk inikah?
untuk sebatang rokokkah mereka meminta?
bukankah mereka masih belia
terlalu belia
namun, dimanakah kita?

Selasa, 31 Mei 2011

sebuah sore yang membuka mata

sore ini seperti biasa, aku pulang dari kampus menjelang magrib. Yah, sedikit lebih awal memang karena berhasil melobi co-ass untuk mengijinkan aku pulang (beneran sakit neh). Dan seperti biasa juga aku sudah duduk di atas Kity, motor merah kesayangan.

Sebelum pulang, tadi aku sudah berjanji pulang bareng mbak kamil, ketemu di depan fakultas. Di Argobudoyo, seperti biasa di sore hari, ada aja yang menjadikannya objek foto. Jadilah model-model dadakan terbentuk di tempat itu. Lalu aku berhenti tepat di depan fakultas, dengan niatan menunggu jeng Kamil. Eh, tiba-tiba ada anak kecil berbaju putih dengan umur sekitar 3-4 tahun memanggilku. Dengan enak sekali dia menyuruhku mendatanginya dan memanggil seorang ibu tak jauh darinya. Si ibu membawa papan kayu panjang yang sepertinya berat bila dibawa sambil berjalan. Si anak dengan cerianya teriak, aku mau mengantar mereka. Aku cuma senyam-senyum antara bingung atau entah lah. Campur aduk rasanya.

Si ibu datang tergopoh dengan maksud mennghalau si anak tadi. Tapi, mana tegalah aku... Ya sudah aja, aku iyakan walaupun tujuan jelas berbeda. Tapi tak apa lah, sekali-sekali mengantarkan ke depan dulu baru ke belakang. Toh bensin masih banyak ini.

Di tengah jalan, si ibu bercerita bahwa dia dan si anak baru saja dari RSJ (lokasinya di dekat kos ku, di belakang kampus), si ibunya anak tadi dirawat di sana. Subhanallah mereka berjalan sejauh itu. Aku yang sering tanpa beban saja akan berpikir berulang-ulang untuk jalan dari kos ke depan kampus. Mereka mengejar bis ke Sukoharjo, dan memang sudah hampir habis trayek bis yang menuju Sukoharjo. Begitu sampai di depan kampus, si ibu terus berterimakasih padaku. Terharu. Aku tak memberikan banyak, hanya tumpangan saja, mereka mendoakan sungguh indah di dengar (semoga doanya diijabahi ya bu, Amin.)

Dari pengalaman ini, aku belajar untuk lebih peka. Mungkin selama ini aku angkuh dan acuh, padahal masih banyak yang membutuhkan uluran tangan. Buka hati, buka mata, genggamlah tangan saudara terdekat karena mereka sering terlupa meskipun mereka terlihat

Surakarta, 31 Mei 2011

Rabu, 25 Mei 2011

Gadis Peminta-minta

Malam ini aku pulang boleh dibilang terlalu larut. Ya, melanggar jam malam memang. Terjadilah aksi kebut di jalan. Dari Solo Grand Mall alias SGM, aku memacu kity dengan kecepatan tinggi. Tapi, tentu gak melanggar rambu-rambu lalu lintas lah ya... 

Beberapa lampu merah ku lewati dengan santai, bahagia, dan ceria (halah mulai deh... xixixi). Sampai aku di sebuah perempatan di daerah melawai. Yah, namanya perempatan kan ada lampu merah kan ya? Ada hal yang menggelitik hatiku. Seorang anak perempuan gendut (yang kayanya sih makin gendut deh dia) meminta-minta dengan sedikit memaksa seperti biasanya. Sebelum dia mendatangiku, dia melewati sebuah sepeda motor yang ditunggangi dua lelaki. Aku awalnya biasa, sampai aku melihat mas yang di motor itu memberikan "sedekah" berupa benda putih panjang. Rokok? Ah, mungkin aku salah lihat, pikirku.

Si anak perempuan itu pun mendatangiku. Entah karena ego (masih kecil dah minta-minta besarnya gimana coba??) atau memang aku sedang tidak membawa uang, aku tidak memberikan uang sedikitpun padanya. Berlalu dia dari motorku dan mendekati motor di belakang sedikit ke kananku. Motor itu juga ditunggangi dua orang mas-mas. Aku perhatikan tingkah si anak dan masnya. Apa yang ku lihat? Masnya mengeluarkan banyak benda tabung berwarna putih, ROKOK. Gak cuma satu. 

Aduh, aku merasa bersalah sekali. Dia anak gadis, masih kecil, usianya paling kalau gak SD akhir ya awal SMP. Mau apa dia dengan rokok itu? Apakah pergaulan di jalan membuatnya tidak asing dengan rokok? Mengenaskan. 

Melihatnya aku jadi berfikir. Katanya salah satu tridarma perguruan tinggi adalah mengabdi untuk rakyat. Selama ini memang ada sih pengabdian itu. Ke desa-desa terpencil di pelosok Solo Raya. Tapi belum pernah ada pengabdian ke orang-orang kurang mampu di tengah kota sendiri. Kalau ku perhatikan, anjal, pengamen, dan peminta-minta semakin banyak di Solo (bahkan itu hanya pengamatanku selama kuliah aja lho). Entah kalau ditanya data statistiknya, nilai statistikku aja masih C. hehehe

Aku jadi berfikir, apakah aku termasuk mahasiswa yang tau tapi gak ada geraknya ya? Inilah realitanya. Inilah yang harusnya kita perjuangkan. Selama ini kita banyak beretorika, memikirkan masa depan sendiri, kadang tidak melihat mereka yang ada di sekitar kita. Dan akupun termasuk "golongan bersalah" yang membiarkan semuanya terjadi semakin parah. Ingin melakukan pemberdayaan masyarakat agar anak-anaknya tak terjun ke jalan(bukan buat demo dengan orasi dan nyanyian penuh semangat tentunya), membantu mereka walaupun mungkin bukan dengan materi namun dengan pendidikan moral dan kewirausahaan. 

Minggu, 08 Mei 2011

pergilah

wahai kau yang pernah mengisi ruang di hati
yang pernah menumbuhkan sejuta mawar
biarkanlah aku pergi
tanpa membawa serta bayang wajahmu

lepas
lepaslah dari serebrum otakku
janganlah kau jerat aku dengan kenangan
biarkan aku berlari dengan kakiku
biarkan aku mengembara
mencari cinta yang seharusnya ada untukku

pergilah
jangan siksa aku dengan semu cinta yang lalu
jangan belenggu aku dengan memori yang terus menyiksa hatiku
lepaslah
terbanglah bebas
dengan sepenuh hati
dengan sepenuh jiwa
aku ingin kau pergi
dan lepas dariku

Rabu, 20 April 2011

sekilas tentang pacaran

Malam ini aku mencoba melakukan hal yang berbeda dari malam-malam sebelumnya. Biasanya aku menunggu siang untuk menyetrika bajuku, tapi kali ini aku menyetrika bajuku pas malem-malem sambil smsan -diskusi sama teman- n denger radio. trus yang mau di-share apa coba??? Bukan tentang diskusiku, karena itu biar kami yang tau, hehehehe. Juga bukan tentang setrikaan yang menggunung -ngapain di share coba-. Tapi tentang apa yang aku dengar di radio malam ini. 


apa sih yang bikin aku pengen nulis? Hmm, sesuatu yang mungkin saat ini sudah sangat wajar. kalau gak pernah melakukannya, dianggap gak gaul.  Apa itu? Hanya satu kata, cukup satu kata dengan tiga suku kata. Yup, PACARAN, itu yang akan ku bahas kali ini. Apa sih sebenarnya? 


Pacar, pertama kali diucapkan dan dipopulerkan oleh sastrawan Chairil Anwar yang populer dengan puisi AKU. Puisi yang mungkin sudah banyak yang hafal karena entah berapa kali dalam pelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah membahas puisi ini. Pacar sendiri berarti kekasih. sedangkan pacaran menurut wikipedia adalah  proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal denganpernikahan[1]. Dalam pacaran, ada aktivitas yang disebut dengan kencan. Aktivitas ini berupa kegiatan yang telah direncana maupun tak terencana. Kencan yang tak terencana disebut dengan blind date.

Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi dalam masyarakat individu-individu yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Berdasarkan tradisi zaman kini, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan.

Kini pacaran seperti yang dikatakan wikipedia ditandai dengan percumbuan dan terkadang tidak menuju jenjang pernikahan, hanya untuk senang-senang alias having fun. Putus sambung bahkan gonta ganti pacar juga bukan hal yang baru. .Tak hanya di kalangan para artis, juga pada kalangan pelajar yang ironisnya bahkan anak SD. 

Aku menuliskan ini bukan berarti aku tak pernah melakukannya. Aku juga pernah pacaran, gonta-ganti pacar, hingga suatu titik tepatnya satu tahun yang lalu. Di titik itu aku mulai menyadari, yang ku lakukan hanyalah hal yang sia-sia -menurutku-. Aku banyak mengeluarkan uang -untuk beli pulsa kerena sering sms si pacar-, aku menghabiskan banyak waktu yang seharusnya bisa ku pergunakan untuk hal lain, aku menghabiskan banyak pikiranku yang seharusnya akan lebih termanfaatkan bila aku memikirkan pelajaran atau hal lainnya. Hmm

Tapi sekalli lagi, bukan hal itu yang ingin aku bahas. Biarkanlah orang lain yang lebih mengerti yang akan membahasnya. Aku hanya akan membahas sedikit disini. Apa yang akan ku bahas? Hmm, penasaran?

Kawan, tak sedikit dari kita yang telah meneguk manis pahitnya pacaran. Bagaimana kita pada saat pacaran dan bagaimana setelah putus. Banyak dari kita akan membanggakan pacar kita pada saat kita masih terikat. Namun, ketika sudah putus, akankah kita masih menyanjungnya? Yang sebelumnya kita selalu mengatakan sayang kamu selalu, tapi begitu putus mengatakan aku benci kamu. sungguh disayangkan. Bila dulu sebelum pacaran merupakan sahabat yang sangat dekat, setelah putus pura-pura gak kenal, bahkan bermusuhan. Sungguh, tak adil rasanya. Aku tak akan mengungkit masalah agama di sini, karena aku pun bukan ahli agama. Aku hanya ingin membagi kisahku.

Kawan, betapa sakit ketika kita harus berpisah dengan kekasih atau sang pacar. Kita semua tau itu. Tapi herannya, kenapa juga masih mencari pacar lagi toh tau kalau itu hanya akan menyakiti di akhirnya. kata orang jawa kapok lombok. Ketika sakit, mengatakan aku tak akan melakukannya lagi tapi beberapa saat kemudian diulang lagi. Yang lebih menyakitkan adalah kata-kata kasar yang tak jarang terlontar begitu putus dengan sang kekasih. Ada yang mengatakan benci -itu masih tergolong sopan-, ada yang mengatakan dia iblis yang menggoda, ada yang mengatakan dia adalah virus. Menyesakkan bila mengingat dulu selalu berkata aku sayang kamu, aku cinta kamu, dan segala rayuan gombal yang melambungkan.

Aku hanya bisa tersenyum ketika mendengar si penyiar membacakan sms dari pendengar yang mengirimkan salam bagi kekasihnya. Bukan salam rindu,salam sayang, atau doa yang baik, tapi mengatakan aku benci kamu. Bila aku yang menjadi pacarnya, betapa sakitnya ku bayangkan. Coba aja, itu di radio lho.. Banyak orang yang mendengarkan, sedang dulu sangat bangga di'pamerkan' kepada kawan. Kawan, pikirkanlah kembali tentang apa yang kita lakukan. Apakah baik dan benar-benar bermanfaat bagi kita. Karena penyesalan hanya akan terjadi di akhir perjalanan. 

Kawan, bukan aku ingin menggurui, hanya membagi pikiran. Maaf bila ada kataku yang salah, semoga bermanfaat

Minggu, 17 April 2011

Tanaman Pendeteksi BOM


Tanaman di ciptakan untuk membantu manusia . dengan tanaman, kita bias lebih banyak mendapatkan air bersih, tanaman menyejukan di kala panas, menghasilkan sayur dan buah yg bermanfaat untuk tubuh manusia, dan yang paling penting adalah memberikan oksigen lebih banyak u/ kita.  Dan sekarang , berkat para ilmuan, tanaman dapat membantu kita mendeteksi  adanya ancaman teroris.
Gak Pernah kebayang kan,  bahwa tanaman yang ada di dalam airport, RS, gedung DPR, museum, atau hotel yang sebenarnya berfungsi untuk memperindah interior juga bisa menyelamatkan hidup banyak orang dari ancaman teroris??
Mitra idc Bom adalah alat yang menghasilkan ledakan yang mengeluarkan energi secara besar dan cepat. Kata bom berasal dari bahasa Yunani βόμβος (bombos), sebuah istilah yang meniru suara ledakan 'bom' dalam bahasa tersebut.
Ledakan yang dihasilkan bom menyebabkan kehancuran dan kerusakan terhadap benda mati dan benda hidup disekitarnya, yang diakibatkan oleh pergerakan tekanan udara dan pergerakan fragmen-fragmen yang terdapat di dalam bom, maupun serpihan fragmen benda-benda disekitarnya. Selain itu, bom juga dapat membunuh manusia dengan hanya suara yang dihasilkannya saja. Bom telah dipakai selama berabad-abad dalam peperangan konvensional maupun non-konvensional.
Ilmuwan Amerika mengembangkan tanaman yang bisa mendeteksi bom. Caranya, mereka "mengajari" protein tanaman untuk mengubah warna saat ada unsur kimia tertentu. Penerapan hasil penelitian bukanlah hal yang susah, misalnya, tanaman itu bisa digunakan melingkari gerbang keamanan. Saat teroris mendekat dengan bahan peledak, seluruh tanaman berubah warna menjadi putih.

Daily Mail melaporkan, tanaman itu bekerja karena reseptorprotein dalam DNA tanaman secara alami merespon rangsangan ancaman dengan melepaskan unsur kimia bernama terpenoid untuk menebalkan kulit ari daun, akibatnya daun mengubah warna. Penelitian ini dikerjakan oleh profesor biologis University of Colorado, June Medford bersama markas besar angkatan bersenjata Amerika Serikat, Pentagon. profesor Medford mengatakan "Tanaman tidak bisa berlari atau bersembunyi dari ancaman, sehingga mereka mengembangkan sistem mutakhir untuk mendeteksi dan merespon lingkungan mereka
Para peneliti merancang program komputer untuk memanipulasi mekanisme pertahanan alami tanaman dengan "mengajari" reseptornya menanggapi unsur kimia bahan peledak serta polutan udara dan polutan air. Reseptorkomputer yang didesain ulang tersebut dimodifikasi supaya berfungsi dalam dinding sel tanaman sehingga mereka bisa mengenali polutan-polutan atau bahan peledak dalam udara atau tanah di dekatnya. Tanaman itu mendeteksi senyawa dan mengaktifkan sinyal internal yang menyebabkan hilangnya warna hijau dan mengubahnya menjadi dedaunan putih.

Kemampuan mendeteksi dari tanaman ini serupa bahkan lebih baik daripada anjing. Sifat deteksi itu bisa digunakan untuk tanaman apapun dan bisa mendeteksi beberapa polutan sekaligus. Profesor Medford dan timnya belum lama ini menerima hibah tiga tahun senilai 7.9 juta dolar dari U.S. Defense Threat Reduction Agency untuk membawa penemuan mereka ke "dunia nyata." Penelitian itu muncul dalam jurnal PLOS ONE.  Mudah-mudahan, dengan adanya penemuan baru ini, indonesia aman dari ancaman bom.
Yang namanya bom (bomb) pasti berkonotasi akan menyakiti manusia kan? Menghancurkan gedung, dan merusak keadaan di sekitar.  tetapi tidak dengan bom yang saat ini sedang dikembangkan oleh Texas Tech University, yaitu HPM. Disebut dengan High Power Microwave Bomb (HPM) atau E-Bomb, bom ini akan melumpuhkan seluruh gelambang radio elektromagnetik yang akan langsung mematikan seluruh peralatan elektronik seperti komputer, kendaraan, alat komunikasi sampai misil sekalipun
Tetapi di lain pihak, bom ini sama sekali tidak akan menyakiti manusia atau menghancurkan
 gedung atau bangunan lainnya. Ukuran bom ini adalah berdiameter 15 cm dan panjang 1,5 meter sehingga sangat mudah untuk dibawa-bawa. Sedangkan untuk kekuatan "ledak"-nya tergantung dari 3 faktor yaitu frekuensi, kekuatan puncak dan kemampuan untuk menyusup sistim yang ada melalui gelombang mikro (microwave). Walaupun tidak akan menyakit manusia tetapi tetap saja sepertinya akan digunakan untuk hal yang kurang baik. Karna itulah, butuh pengawasan ketat u/ penjualan alat ini, karna di khawatirkan akan di salah gunakan oleh orng2 yng berniat jahat. Bom ini sama dengan bom penghancur gedung yg tidak bisa di jual bebas. Beda dengan bom alarm, yg bisa di jual bebas, sebagai pernak pernik di kamar anda, atau sebagai alarm jika kita kesiangan bangun, dan agar sholat subuhnya tidak tertinggal, sebaiknya gunakan bom alarm clock.

sumber :IDC Network

Kamis, 14 April 2011

Kartini, Dulu dan Kini

Bulan April, kita kenal terdapat hari khusus yang memperingati hari lahir seorang Ibu yang dianggap sebagai pahlawan bangsa, Ibu Kartini namanya. Ibu Kartini dalam Lagu "ibu Kita kartini" karya W.R. Soepratman yang konon katanya putri sejati pendekar kaumnya untuk merdeka ini adalah salah satu putri bangsawan di masa penjajahan Belanda, lahir di Jepara dan wafat di Rembang. Apa sajakah sepak terjangnya hingga disebut sebagai pahlawan nasional?


Pada masa itu, wanita hanya dikenal sebagai konco wingking. Pekerjaannya hanya seputar dapur, ranjang, dan anak alias momong masak manak saja, tak perlu sekolah tinggi-tinggi. Buat apa sekolah tinggi kalau hanya akan berteman dengan jelaga dan menjadi teman tidur. Sungguh tidak adil, karena wanitalah yang akan mendidik anaknya. Anak yang hebat tentu ada ccampur tangan seorang ibu yang hebat, bukan? 


Dalam persamaan telah terjadi dari zaman Rasulullah SAW, dimana tak ada halangan untuk para wanita belajar, bahkan langsung kepada sumbernya. tak ada halangan sama sekali. Bahkan beberapa nama wanita pun tersebut dalam Al-Quran Al karim. terlaknat bagi orangtua yang mengubur anak perempuannya hidup-hidup sepert yang dilakukan oleh kaum Quraisy sebelum datangnya Islam.


Kembali ke Kartini. Beliau adalah anak bangsawan jawa yang hidup dalam pingitan. Anak ke-5 dari 11 saudara kandung dan tiri ini pernah bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Dari sekolah inilah beliau bisa berbahasa belanda dan menulis berbagai surat dan artikel untuk dikirimkan ke surat kabar. Setelah cukup usianya, beliau menikah dengan bupati rembang dan diperkenankan untuk mendirikan sekolah wanita di belakang komplek kantor kabupaten Rembang. Karena keberaniannya untuk Menciptakan sekolah khusu bagi wanita yang masih dianggap konco wingking inilah, beliau dianugerahi gelar kepahlawanan. Sesungguhnmya tak hanya Kartini yang menjadi pahlawan wanita di Indonesia. Sebutlah Dewi Sartika dari Bandung yang juga membuat sekolah untuk kaum wanita dan ikut dalam pengungsian saat peristiwa Bandung Lautan api, ada Tjut NYak Dien dan Tjut meutia dari Aceh yang ikut mengongkang senjata melawan penjajah Belanda, fan lain sebagainya.


Lalu bagaimanakah kartini saat ini? Ya, kini selalu didengungkan persamaan gender. sesungguhnya penulis kurang setuju dengan persamaan gender, namun yang ada adalah kesetaraan gender. dimana para wanita diberikan ruang gerak yang hampir sama, terutama di bidang pendidikan dengan kaum lelaki namun tanpa melupakan fitrah mereka sebagai perempuan, yaitu mengurus rumah tangga. Banyak diantara kaum perempuan yang salah dalam mengartikannya. Mereka menuntut kesamaan hak antara lelaki dan perempuan, sehingga perempuan dan laki-laki sama persis. Jadi bila Perempuan mengurus rumah, lelakipun begitu. lelaki bekera, wanitapun begitu. Baik lkalau hanya begitu, namun dengan melupakan fitrahnya? Sangat fatal akibatnya. Fitrah wanita adalah mengurus anak dan rumahnya. bila wanita terlalu sibuk mencari uang, maka si kecil tak akan terurus dan tidak akan mengenal ibunya. Fenomena yang sangat sering terjadi adalah anak yang telah dilahirkan menjadi 'anak pembantu' karena si ibu yang terlalu sibuk dan lupa pada anak sendiri. Bagaimana dengan nasib si anak? Bisa ditebak, dia akan kurang kasih sayang. 


Kartini dulu masih dengan fitrahnya menjadi wanita yang mengurus rumah tangganya namun terkungkung untuk tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Kartini kini bebas berekspresi, bisa mengenyam pendidikan yang tinggi namun banyak yang lupa akan fitrah diri. manakah yang kan kau pilih wahai Kartini???

Madu dan Cuka Penyembuh Luka

KOMPAS.com — Madu dan cuka adalah perangkat dapur yang sangat berguna untuk mengobati berbagai penyakit. Keduanya juga bisa dipakai untuk mengobati luka. Jadi, jika suatu hari Anda mengalami luka, sebelum mendatangi lemari obat, cobalah cek lemari dapur.
Mereka yang biasa menggunakan home remedies suka memakai madu untuk menyembuhkan luka. Ada beberapa alasan untuk itu. Pertama, madu yang dioleskan di atas luka bertindak sebagai pagar untuk melindungi luka dari luar dan mencegah infeksi.
Mungkin ini agak tidak masuk akal sebab madu melekat di semua benda yang disentuhkan. Kalau diperhatikan, maka debu dan sebagainya akan melekat di permukaan madu dan tidak mungkin menembus ke luka.
Kedua, madu juga menghilangkan rasa sakit karena sifatnya sebagai antiradang alami. Di lain pihak, madu juga membuat luka tetap lembab saat proses penyembuhan, tetapi tidak menghambat proses tersebut.
Cuka pun tidak mau ketinggalan. Tentu banyak yang tahu apple cider vinegar? Kita biasa menyebutnya sebagai cuka apel. Nah, cuka apel tersebut juga bisa menyembuhkan luka.
Seperti madu, cuka apel juga menyembuhkan luka dengan cara mencegah penyebaran bakteri di atas luka. Selain itu, cuka apel juga mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi rasa gatal yang biasanya timbul saat luka mulai sembuh.
Jadi, perbedaan mendasar antara cuka apel dan madu dalam penyembuhan luka adalah madu bertindak sebagai penghilang rasa sakit, sedangkan cuka menghilangkan rasa gatal.
Yang mana sebaiknya yang Anda pakai? Keduanya bagus, tergantung pada seberapa parah luka yang Anda derita atau pada tahap apa luka tersebut.

Sabtu, 09 April 2011

perjalanan hidup

perjalanan hidup
penuh liku penuh luka
akankah indah di akhir
tak ada yang tau

perjalanan hidup 
penuh berkilau cahaya
ada kalanya cerah
namun terkadang suram
seperti langit yang tak selalu cerah
namun setelah suram
kan ada cerah yang menyinari

perjalanan hidup
penuh warna
merah kuning hijau
putih hitam kelabu
jingga biru dan ungu
yang kan tertuang dalam 
lembar kehidupan

perjalanan hidup seorang insan
tak pernah sendiri
tak dapat sendiri
dan kan selalu disertai
orang lain
tangan lain
bersama kehupan yang dilalui

surakarta, 9 april 2011

Senin, 21 Maret 2011

Kekosongan Kebijakan Pangan


Oleh Didik J Rachbini

Tulisan ini membahas masalah pangan dari dua sisi: permintaan dan suplai. Sisi permintaan memperlihatkan, masih banyak kerawanan pangan karena faktor kemiskinan meski sudah lebih dua dekade Indonesia mencapai swasembada pangan. Sisi suplai, ada pengalaman kebijakan Bimas yang berharga dalam mengelola produksi pangan.

Namun, ketahanan pangan tidak hanya dilihat dari suplai dan permintaan saja. Masih ada faktor daya beli konsumen dan aksesnya terhadap pangan. Suatu daerah di Sumatera Utara, misalnya, masih rawan pangan bukan karena produksi atau pasokan pangan kurang, tetapi karena faktor daya beli.Padahal, Sumatera Utara tergolong sebagai provinsi maju dengan basis ekonomi perkebunan, industri, dan perdagangan. Akan tetapi, dari sisi daya beli, provinsi ini masih bermasalah, terutama pada masyarakat golongan bawah. Tingkat kecukupan gizi masyarakat berada di bawah 70 persen tingkat kebutuhan gizi normal 2.000 kalori per kapita per hari.

Rawan pangan

Provinsi-provinsi di Indonesia bagian timur lebih buruk lagi sehingga kondisi rawan pangan bisa berubah menjadi kelaparan, seperti kasus Yahukimo beberapa waktu lalu.

Tingkat kemiskinan versi Badan Pusat Statistik yang relatif masih tinggi, 31 juta orang di bawah garis kemiskinan, merupakan salah satu tolok ukur luasnya kondisi rawan pangan di Indonesia. Bahkan, pada kasus yang ekstrem, tingkat kemiskinan Provinsi Papua mendekati 40 persen. Hampir separuh dari rakyat provinsi ini miskin meski sudah dikucurkan dana Otonomi Khusus tidak kurang dari Rp 29 triliun.

Namun, tingkat kemiskinan yang sebenarnya jauh lebih luas. Kementerian Kesehatan yang mengukur dengan cara lain menemukan, tidak kurang dari 76 juta orang masuk kategori miskin, rawan kesehatan, dan rawan pangan.

Fondasi cukup kuat

Pada sisi suplai pangan, sebenarnya sistem pertanian padi di Indonesia sudah ada fondasinya dan cukup memadai sejak tiga dekade lalu. Pemerintah Orde Baru sudah memulainya dengan kebijakan sistematis melalui Bimas, yang diberlakukan terintegrasi secara nasional.

Fondasi pertama adalah pembangunan pabrik pupuk untuk mendukung sistem pertanian beras. Pabrik pupuk dibangun akhir tahun 1960-an di Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, dan Aceh. Program Bimas tidak hanya mengandalkan produksi dan distribusi pupuk, tetapi juga distribusi benih unggul yang deras muncul bersamaan dengan Revolusi Hijau tahun 1970-an dan 1980-an. Tugas pemerintah waktu itu mengenalkan benih unggul dan cara bertani yang lebih modern agar produksi meningkat.

Kementerian Pertanian dalam kebijakan dan program Bimas dikerahkan juga untuk membangun kultur petani pedesaan menjadi modern dan melek teknologi benih. Para penyuluh lapangan hadir di berbagai pelosok Tanah Air untuk mendidik petani pedesaan yang awam teknologi. Lambat laun, petani pedesaan bisa mempraktikkan teknologi modern sehingga produktivitasnya meningkat meskipun pemilikan tanah tidak bertambah.

Pembangunan infrastruktur juga sangat agresif sehingga perluasan lahan sawah beririgasi bertumbuh pesat, baik yang dapat ditanami sekali maupun dua kali. Kementerian Pekerjaan Umum diserahi tugas untuk membangun infrastruktur yang mendukung usaha mencapai swasembada pangan nasional.

Hasilnya tidak mengecewakan. Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang sukses mencapai swasembada dengan sistem produksi kecil tradisional atau sering disebut liliput agriculture. Pemilikan rata-rata setiap petani hanya 0,3 hektar. Selain pemerintah, IPB juga sangat berjasa dalam mengenalkan program Bimas.

Jadi, pemerintah sekarang tidak perlu keluar, tetapi belajar pada sejarah kebijakan ini. Kebijakan pangan merupakan pilihan yang tepat sejak awal tahun 1970-an ketika pemerintah menghadapi kondisi kemiskinan, keterbelakangan, dan kesejahteraan rakyat yang rendah. Pemerintah pada waktu itu mengambil strategi fokus yang jelas, yakni mengatasi masalah pangan lebih dahulu dengan jargon pembangunan sehingga pada dekade berikutnya Presiden Soeharto disebut Bapak Pembangunan.

Jadi, kebijakan dan program pembangunan ketahanan pangan adalah taruhan pemerintah ketika itu. Saya pernah mendengar ceramah Prof Dr Emil Salim (sekarang Ketua Dewan Pertimbangan Presiden) bahwa di Gunung Kidul pada tahun 1970-an banyak tengkorak berjalan. Gambaran itu menunjukkan bahwa rakyat kurang pangan dan gizi sehingga kurus kerontang. Karena itu, tidak ada jalan lain kecuali pemerintah memulai pembangunan dengan menyelesaikan masalah pangan rakyat terlebih dahulu.

Kebijakan ketahanan pangan ini kemudian sukses setelah berjuang dua dekade ketika FAO menyerahkan penghargaan kepada Pemerintah Indonesia, yang awalnya banyak mengimpor beras kemudian menjadi swasembada. Jadi, bangsa Indonesia telah memiliki pengalaman sangat berarti dalam kebijakan pembangunan pangan terutama beras.

Kebijakan lama

Akan tetapi, kebijakan yang sistematis seperti itu tidak ada lagi sekarang sehingga semuanya seperti dibiarkan begitu saja. Tidak ada paket program seperti Bimas yang komprehensif dan bisa diukur tingkat keberhasilannya. Ada sedikit program, tapi sekadar subsidi pupuk untuk meringankan petani. Itu pun hanya merupakan rembukan instan antara pemerintah dan Komisi V DPR yang kepastian keberlanjutannya tidak jelas.

Bimbingan penyuluhan yang universal tidak ada lagi karena sudah bubar akibat desentralisasi. Infrastruktur irigasi bukan hanya tidak lagi agresif dibangun seperti masa lalu, tetapi yang ada pun dibiarkan terbengkalai dengan kondisi mengenaskan di berbagai daerah. Setelah dilemahkan kekuatannya oleh IMF, Bulog yang seharusnya ikut menjadi penyangga pangan nasional sekarang bekerja apa adanya. Stok pangan yang dikumpulkannya tidak cukup memadai, bahkan mengkhawatirkan.

Jadi, ada banyak pertanyaan terhadap kebijakan sekarang, bahkan tidak sedikit mengkritik kekosongan kebijakan pangan ini. Tidak usah mencari jauh-jauh, belajarlah pada pengalaman sendiri.

Didik J Rachbini Ekonom dan Ketua Majelis Wali Amanat IPB Bogor

Pestisida Alami Minim, Hama Kebal Obat



Ketersediaan biopestisida atau pestisida alami masih minim sehingga petani mengandalkan pestisida kimia buatan. Selain mencemari lingkungan dan membunuh musuh alami hama, pestisida kimia buatan membuat hama kebal berbagai upaya pembasmian.
”Banyak studi menunjukkan, penggunaan pestisida menimbulkan banyak kerugian jangka panjang,” kata dosen dan peneliti pada Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Suryo Wiyono, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/3).
Menurut Suryo, pestisida kimia mengandung satu senyawa murni polutan di alam. Sifat polutan jelas merusak. Akhir-akhir ini, ketertarikan industri memproduksi biopestisida mulai tumbuh. Namun, produktivitas biopestisida minim sehingga sulit diakses petani.
Peneliti pada Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), Happy Widiastuti, mengatakan, unit kerjanya sudah memproduksi berbagai biopestisida. Namun, sejauh ini industri besar belum tertarik memproduksinya secara massal.
Padahal, dampaknya positif. ”Biopestisida bisa mengurangi dampak pemanasan global,” kata Happy.
Biopestisida produk BPBPI antara lain greemi-g, untuk mengendalikan penyakit tular tanah seperti Ganoderma sp yang banyak menyerang sawit, jamur akar putih pada karet, dan Phytophtora pada kakao. Produk biometeor pengendali hama dalam tanah, seperti penggerek pangkal batang tebu, juga menjadi pengendali hama Oryctes rhinoceros pada sawit dan kelapa.
Menurut Suryo, biopestisida dapat diproduksi dengan bahan baku tanaman dan mikroba. Mikroba berpotensi dikembangkan untuk massalisasi biopestisida.
Berbagai unsur tanaman dapat untuk biopestisida, antara lain mimba, tembakau, tuba atau jenu, temu-temuan atau rimpang kunyit dan kencur. (NAW)

Sumber: Kompas

Minggu, 30 Januari 2011

amanah

Amanah. Apa sih yang dimaksud amanah?
Menurut dakwatuna.com, Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58).

Dari penjelasan di atas, jelas disebutkan bahwa amanah bukan hanya bersifat fisik atau materi semata. Bukan hanya kekuasaan yang menjadi amanah, menunaikan hak Allah pun amanah, berbuat baik terhadap setiap manusia pun suatu amanah. Setiap manusia memiliki amanah, minimal untuk dirinya sendiri. Karena telah dijelaskan dalam sunah rasul bahwa setiap orang adalah pemimpin.

Untuk mahasiswa, mungkin kata amanah telah sering didengar. Terlebih bagi mereka yang berkecimpung di dunia keorganisasian baik dalam maupun luar kampus, maupun amanah berupa kuliah.

Mendengar kata amanah, yang terfikirkan adalah tugas dalam keorganisasian, baik sebagai staf, low manager(kadiv atau kabid), midle manager maupun top manager. semakin tinggi tingkatan amanah dalam sebuah organisasi, semakin besar tanggungjawab yang harus dipikul. Amanah dapat diibaratkan seperti batu besar yang berat bila dipikul seorang diri, namun akan terasa ringan bila dipikul bersama. Bila amanah telah dipikulkan pada pundak kita, hendaklah kita melakukan yang terbaik.

Kamis, 13 Januari 2011

bila aku jatuh cinta

Allahu Rabbi
bila ku jatuh cinta
ku tak ingin cinta itu melebihi cintaku padaMu
inginku cinta yang tumbuh
karena ridho dan mengharap ridhomu

Allahu Rabbi
bila hati mulai mencinta
biarkanlah cinta ini menuntun untuk lebih dekat padaMu
semakin menghamba bukan menjauhi

Allah rabb semesta alam
bila telah waktuku
pertemukanlah aku dengan dirinya
dengan orang yang Kau kirim untukku
dan jadikanlah kami semakin cinta padaMu

Allah yang Maha Pengasih
jika kelak cinta yang bergemuruh telah menuju pusaranya
ku tak ingin Kau palingkan wajah ini dari indah wajahMu
anugerahkanlah cinta ini untuk lebih mencintaMu

Amin

perhatikan kembali

terkadang hari begitu ceria meningkahi warna warni pelangi
namun terkadang juga murung melihat awan kelabu di langit senja
tak ada binar saat memandang gemintang

matahari tak selamanya ada menyinari bumi
ada kalanya hujan menggantikan sinarnya
badai menerjang meniupkan aroma kengerian
namun, pelangi siap mempercantik cakrawala setelah badai berlalu

malam memang gelap
namun bukan berarti mentari pergi
hanya bersembunyi
mengistirahatkan diri agar kembali ceria esok hari

bintang dan rembulan tak kalah indah dengan mentari
juga dengan pelangi
hanya karna latarnya yang kelam
seolah keindahan itu tak nampak

lihatlah kerlipan gemintang
ada yang sendiri bagai sebuah mata yang berkedip
ada yang berpasangan bagai sepasang kekasih
ada pula bergerombol bagai sahabat yang tengah bercanda
indah

cobalah amati bulan
tak selamanya purnama
ada kalanya sabit
terkadang cekung
bahkan menghilang
siklusnya menarik hati

andai bisa mengamati hati seperti mengamati alam
mungkin kesedihan tak perlu diperpanjang
ceria karena harapan akan selalu ada
setiap kesedihan bagai badai di siang hari
akan berganti pelangi yang indah
kelam malam yang menyelimuti pun tak sepenuhnya kelam