Rokok sudah sangat terkenal di
negeri tercinta. Tua, muda, laki-laki, bahkan seorang wanita pun saat ini
dengan mudahnya membawa dan menghisap benda silinder berwarna putih ini. Benda
yang kecil, tapi memberikan efek besar, termasuk efek perdebatan. Bagi orang
yang pro-rokok akan sangat mati-matian membela, dan sebagian lagi menentang.
Saya termasuk penentangnya.
Seperti yang sudah-sudah, saya
punya tugas mencari jurnal-jurnal internasional dan di-review. Hari ini pun
begitu. Hari ini saya mencari tentang Stress oksidatif atau kerusakan di dalam
tubuh karena penumpukan radikal bebas. Sesungguhnya di dalam tubuh ada
mekanisme antioksidan yang akan menghambat menginaktifkan radikal bebas menjadi
netral dan tidak merusak tubuh. Namun pada saat radikal bebas dalam tubuh lebih
banyak daripada antioksidan, maka akan terjadi stress oksidatif yang berdampak
pada kerusakan sel-sel tubuh, perubahan metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak. Bisa dibayangkan bila sel-sel tubuh mengalami kerusakan, maka bersiaplah
untuk menghadapi berbagai penyakit yang akan timbul.
Hari ini secara tidak sengaja
saya menemukan sebuah jurnal tentang perubahan profil protein pada tikus jantan
yang diberi paparan asap rokok. Tikus ini diberikan paparan rokok selama satu
jam setiap harinya selama dua pekan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan
terjadinya stress oksidatif pada tikus yang terpapar asap rokok. Tikus
mengalami kerusakan epididimis, dimana epididimis adalah tempat untuk
mematangkan sel-sel sperma sehingga bisa membuahi sel telur. Dengan rusaknya
epididimis, maka sel sperma yang dihasilkan tidak akan matang dan mengalami
penurunan kualitas. Kalau kualitas sperma turun, maka sulit untuk menghasilkan
anak.
Jadi, masihkah kalian
berpikir bahwa para perokok itu keren?
Sumber: The alteration of
protein profile induced by cigarette smoking via oxidative stress in mice
epididymis (The International Journal of Biochemistry & Cell Biology 45
(2013) 571–582)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar