Selasa, 11 November 2014

Perokok Keren?

Rokok sudah sangat terkenal di negeri tercinta. Tua, muda, laki-laki, bahkan seorang wanita pun saat ini dengan mudahnya membawa dan menghisap benda silinder berwarna putih ini. Benda yang kecil, tapi memberikan efek besar, termasuk efek perdebatan. Bagi orang yang pro-rokok akan sangat mati-matian membela, dan sebagian lagi menentang. Saya termasuk penentangnya.

Seperti yang sudah-sudah, saya punya tugas mencari jurnal-jurnal internasional dan di-review. Hari ini pun begitu. Hari ini saya mencari tentang Stress oksidatif atau kerusakan di dalam tubuh karena penumpukan radikal bebas. Sesungguhnya di dalam tubuh ada mekanisme antioksidan yang akan menghambat menginaktifkan radikal bebas menjadi netral dan tidak merusak tubuh. Namun pada saat radikal bebas dalam tubuh lebih banyak daripada antioksidan, maka akan terjadi stress oksidatif yang berdampak pada kerusakan sel-sel tubuh, perubahan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Bisa dibayangkan bila sel-sel tubuh mengalami kerusakan, maka bersiaplah untuk menghadapi berbagai penyakit yang akan timbul.

Hari ini secara tidak sengaja saya menemukan sebuah jurnal tentang perubahan profil protein pada tikus jantan yang diberi paparan asap rokok. Tikus ini diberikan paparan rokok selama satu jam setiap harinya selama dua pekan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan terjadinya stress oksidatif pada tikus yang terpapar asap rokok. Tikus mengalami kerusakan epididimis, dimana epididimis adalah tempat untuk mematangkan sel-sel sperma sehingga bisa membuahi sel telur. Dengan rusaknya epididimis, maka sel sperma yang dihasilkan tidak akan matang dan mengalami penurunan kualitas. Kalau kualitas sperma turun, maka sulit untuk menghasilkan anak.

Jadi, masihkah kalian berpikir bahwa para perokok itu keren?

Sumber: The alteration of protein profile induced by cigarette smoking via oxidative stress in mice epididymis (The International Journal of Biochemistry & Cell Biology 45 (2013) 571–582)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar