Aku tertegun sesaat. Si adek masih kecil, masih suci dari dosa. Kematian menghampirinya di usia yang sangat belia. Apalah bila diriku tiba-tiba dipanggil? Dia masih suci dari dosa, sedangkan aku bergelimang lumpur dosa. Mungkin bila seluruh dosa terlihat, maka badanku sudah tertumpuk lumpur dengan bau menyengat.
Aku belajar tentang kematian hari ini. Kematian tidak harus menunggu tua renta, tak menunggu sakit dan dalam suasana terhimpit. Sesuatu yang sering dilupakan kehadirannya, dianggap tak ada, namun sejatinya sebuah taqdir yang nyata. Sudah siapkah aku bila kematian menghampiriku tiba-tiba?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar