Selama ini yang kita pahami, asam lemak jenuh seperti yang
terdapat dalam minyak kelapa merupakan jenis lemak yang jahat karena bisa
menaikkan kadar kolesterol jahat atau LDL (Low
Density Lipoprotein). Yang digembar-gemborkan selama ini, asam lemak dengan
ikatan ganda atau asam lemak tak jenuh lebih aman dan lebih sehat. Dengan
konsumsi asam lemak tak jenuh maka akan meningkatkan kadar kolesterol baik atau
HDL (High Density Lipoprotein) dan
menekan naikknya LDL.
Setelah bertahun-tahun dipercaya oleh masyarakat luas,
bahkan diajarkan di berbagai universitas, namun fakta terbaru mengatakan bahwa
asam lemak jenuh aman dikonsumsi. Penelitian terdahulu menggunakan sampel
manusia yang hidup di daerah non pengkonsumsi asam lemak jenuh dengan tujuan
meningkatkan nilai penjualan asam-asam lemak tak jenuh seperti minyak kedelai
atau minyak biji bunga matahari. Ternyata penelitian yang dilakukan di daerah
pengkonsumsi minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh, tidak terlihat adanya
peyakit yang diakibatkan oleh kolesterol.
Asam lemak jenuh lebih aman dikonsumsi mengingat tidak mudah
berbau tengik dan berubah formasi. Adanya ikatan rangkap dalam asam lemak tak
jenuh mengakibatkan mudah terjadinya perubahan formasi kimiawi dan mengalami
ketengikan. Aroma tengik merupakan tanda minyak telah teroksidasi. Oksidasi
terjadi akibat asam lemak terpapar cahaya, panas, atau kontak dengan oksigen
lalu akan mengasilkan ROS (reaktive
oxygen species) yang berbahaya bagi tubuh.
Perubahan formasi kimiawi pada asam lemak tak jenuh kini
sangat dihindari. Karena ternyata perubahan formasi asam lemak tak jenuh,
terutama asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), dari cis ke trans dapat
meningkatkan LDL dengan signifikan dengan tanpa adanya kenaikan HDL. Perubahan
cis ke trans dapat terjadi karena adanya proses hidrogenasi untuk pemadatan
minyak pada margarin. Formasi yang seharusnya bengkok berubah menjadi lurus dan
tidak dikenali oleh tubuh, maka dianggap sebagai zat asing.
Asam lemak tak jenuh tidak mudah teroksidasi karena tidak
mudah memotong asam ikatan-ikatan kimiawinya. Setelah diteliti, asam lemak tak
jenuh memang menaikkan LDL. Namun bila dibandingkan dengan minyak trans,
kenaikkan LDL jauh lebih sedikit. Bila dengan mengkonsumsi minyak trans tidak
akan ada kenaikan HDL, maka konsumsi asam lemak tak jenuh masih ada kenaikan
HDL. Sehingga mengkonsumsi minyak dengan kandungan asam lemak tak jenuh masih
bisa dikatakan aman.
Ternyata saat ini kolesterol pun dibebaskan dari berbagai
tuduhan sebagai agen pembawa penyakit. Di Amerika Serikat saat ini mengatakan
bahwa tubuh masih membutuhkan kolesterol. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh
untuk memproduksi hormon, vitamin D, asam empedu, dan sangat dibutuhkan oleh
membran sel manusia. Dengan tidak adanya kolesterol dalam tubuh, maka produksi
hormon, vitamin D dan asam empedu dapat terganggu. Asam empedu diperlukan dalam
penyerapan berbagai vitamin. Dapat dibayangkan apabila dalam tubuh tidak
terdapat kolesterol, maka akan terjadi ketidak seimbangan. Namun tentu tidak
dengan mengkonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Karena segala sesuatu yang
berlebihan tentu tidak baik.
*disarikan dari Seminar PATPI Jogja, Agustus 2015 oleh Prof.
Dr. Sri Raharjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar