Minggu, 05 Juli 2015

Membangun Peradaban dengan Ilmu dan Adab

Resume Tabligh Akbar Membangun Peradaban Qur’ani
@Masjid Kampus UGM
18 Ramadhan 1436 H / 5 Juli 2015

~Ust. Adian Husaini~

Peradaban Islam biasanya mengacu pada puncak peradaban, yaitu generasi Sahabat Rasulullah salallahu’alihi wassalam. Bila umat muslim saat ini ingin membangun peradaban Islam, maka harus mencontoh Madinah pada masa Rasulullah salallahu’alihi wassalam. Pada saat itu umat Islam berada pada kondisi terbaik, baik dari bidang pendidikan, ekonomi, hukum, dan sosial bermasyarakat. Yang perlu diperhatikan adalah pendidikan. Bangsa Arab sebelum Islam turun, bukan bangsa penulis. Bagi bangsa Arab masa itu, orang yang menulis bukanlah orang yang pandai. Mereka terbiasa menghafalkan. Saat itu belum ada universitas, memiliki keterbatasan alat tulis, namun para sahabat terpacu untuk menulis terutama Al-Qur’an dan Hadist.

Rasulullah salallahu’alihi wassalam merupakan pemimpin pertama di dunia yang membangun negara dengan konstitusi tertulis, yaitu Piagam Madinah yang masih bisa dibaca hingga saat ini. Bangsa-bangsa besar saat itu belum mengenal penulisan konstitusi. Rasulullah salallahu’alihi wassalam memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk belajar Bahasa Ibrani dan diselesaikan hanya dalam kurun waktu delapan hari. Sungguh visioner, disaat seperti itu memerintahkan untuk belajar bahasa asing.

Rasulullah salallahu’alihi wassalam mengubah Bangsa Arab yang berakhlak buruk menjadi baik. Bangsa yang sangat gemar minum arak, begitu sebuah ayat turun tentang larangan minum arak, maka semua arak dibuang. Bangsa Arab dulu sering telanjang bila mengitari ka’bah. Tapi ketika ayat tentang perintah berhijab, mereka mengambil apapun yang dapat menutup auratnya.

Peradaban dibentuk untuk membuat manusia-manusia menjadi bermartabat, beradab. Negara yang maju adalah negara yang baik akhlaknya, sehingga keberkahan akan dikucurkan oleh Allah. Maka saat itu, Madinah merupakan negara yang sangat maju karena mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih beradab.

Jika dilihat dari sisi science and technology, maka puncak peradaban Islam ada pada masa kekhalifahan Turki Ustmani. Para ilmuwan Islam menemukan berbagai ilmu dan teknologi. Hingga pada saat itu terjadi Mozerabic, budaya yang kearab-araban. Semua orang yang berjubah dan bersorban tebal dianggap sebagai orang pandai karena mirip orang Arab. Seperti saat ini semua orang kebarat-baratan karena yang menguasai saat ini adalah dunia barat.  

Beradaban dibangun berdasarkan akhlak dan akhlak berlandas agama. Maka untuk membangun sebuah peradaban, yang pertama diajarkan adalah sholat dan quran. Bukan matematika, fisika, kimia.

Cara membangun peradaban adalah dimulai dengan ilmu. Pada saat ini ada penyakit dalam pencarian ilmu, yaitu penyakit sekolahisme. Mencari ilmu diidentikkan dengan sekolah. Kalau tidak sekolah tidak mendapat ilmu. Selesai sekolah, selesai pula proses pencarian ilmu. Padahal pencarian ilmu tidak akan berhenti hingga kelak telah mati dan semangat mencari ilmu adalah tonggak pembangunan peradaban.

Budaya ilmu dalam Islam berbeda dengan budaya ilmu yang lain, karena mengantarkan manusia kepada keyakinan pada Allah azza wa jalla. Bila setelah menuntut ilmu kita menjadi bingung, semakin tinggi ilmu dan semakin bingung, maka bisa dipastikan terjadi kesalahan dalam proses pencarian ilmu. Karena kebenaran datangnya dari Allah, jangan sampai ragu.

Allah berfirman dalam Alquran surah At Tahrim  ayat 6 “jagalah dirimu dan kelargamu dari api neraka”. Makna dari ayat ini adalah jadikanah keluargamu beradab dan berilmu untuk menjaga dari api neraka. Porsi adab adalan 2/3 agama. Adab adalah kemampuan seseorang untuk memahami segala sesuatu sesuai aturan Allah, meletakkan segala sesuatu dengan tepat. Maka sebagaian dari budaya adalah adab.

Bagi orang tua, wajib mendidik anak untuk beradab. Saat ini banyak anak yang tidak beradab pada orang tuanya. Namun bila ternyata orang tuanya yang tidak beradab, maka mereka harus dilatih terlebih dahulu sebelum mengajari anaknya. Bila berilmu tinggi namun tidak beradab, maka yang timbul adalah kekacauan.

Para ulama bersepakat bahwa saat ini Islam kehilangan adab. Islam loss of adab, loss of disscipline, mind, body, and soul. Pada zaman Rasulullah, tidak hanya adab, kedisiplinan, pikiran dan jiwa saja yang dilatih. Tubuh pun dilatih sehingga dapat mengalahkan orang-orang kafir. Maka kembalikan pendidikan adab, pendidikan pikiran, tubuh dan jiwa dari setiap muslim untuk bisa membangun peradaban qur’ani

2 komentar:

  1. Adab mungkin sama dengan aqidah y?

    BalasHapus
    Balasan
    1. adab lebih ke tatakrama mb. tatakrama memasuki masjid dengan kaki kanan dulu. makan dg tangan kanan dan sambil duduk. tatakrama yg diajarkan rasulullah lah...

      Hapus