Resume Tabligh Akbar Membangun Peradaban Qur’ani
@Masjid Kampus UGM
18 Ramadhan 1436 H / 5 Juli 2015
~Ust. Adian Husaini~
Peradaban Islam biasanya mengacu pada puncak peradaban,
yaitu generasi Sahabat Rasulullah salallahu’alihi wassalam. Bila umat muslim
saat ini ingin membangun peradaban Islam, maka harus mencontoh Madinah pada
masa Rasulullah salallahu’alihi wassalam. Pada saat itu umat Islam berada pada
kondisi terbaik, baik dari bidang pendidikan, ekonomi, hukum, dan sosial
bermasyarakat. Yang perlu diperhatikan adalah pendidikan. Bangsa Arab sebelum
Islam turun, bukan bangsa penulis. Bagi bangsa Arab masa itu, orang yang
menulis bukanlah orang yang pandai. Mereka terbiasa menghafalkan. Saat itu
belum ada universitas, memiliki keterbatasan alat tulis, namun para sahabat
terpacu untuk menulis terutama Al-Qur’an dan Hadist.
Rasulullah salallahu’alihi wassalam merupakan pemimpin
pertama di dunia yang membangun negara dengan konstitusi tertulis, yaitu Piagam
Madinah yang masih bisa dibaca hingga saat ini. Bangsa-bangsa besar saat itu
belum mengenal penulisan konstitusi. Rasulullah salallahu’alihi wassalam
memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk belajar Bahasa Ibrani dan diselesaikan
hanya dalam kurun waktu delapan hari. Sungguh visioner, disaat seperti itu
memerintahkan untuk belajar bahasa asing.
Rasulullah salallahu’alihi wassalam mengubah Bangsa Arab
yang berakhlak buruk menjadi baik. Bangsa yang sangat gemar minum arak, begitu
sebuah ayat turun tentang larangan minum arak, maka semua arak dibuang. Bangsa
Arab dulu sering telanjang bila mengitari ka’bah. Tapi ketika ayat tentang perintah
berhijab, mereka mengambil apapun yang dapat menutup auratnya.
Peradaban dibentuk untuk membuat manusia-manusia menjadi
bermartabat, beradab. Negara yang maju adalah negara yang baik akhlaknya,
sehingga keberkahan akan dikucurkan oleh Allah. Maka saat itu, Madinah
merupakan negara yang sangat maju karena mengubah perilaku masyarakat menjadi
lebih beradab.
Jika dilihat dari sisi science
and technology, maka puncak peradaban Islam ada pada masa kekhalifahan Turki
Ustmani. Para ilmuwan Islam menemukan berbagai ilmu dan teknologi. Hingga pada
saat itu terjadi Mozerabic, budaya
yang kearab-araban. Semua orang yang berjubah dan bersorban tebal dianggap
sebagai orang pandai karena mirip orang Arab. Seperti saat ini semua orang
kebarat-baratan karena yang menguasai saat ini adalah dunia barat.
Beradaban dibangun berdasarkan akhlak dan akhlak berlandas
agama. Maka untuk membangun sebuah peradaban, yang pertama diajarkan adalah
sholat dan quran. Bukan matematika, fisika, kimia.
Cara membangun peradaban adalah dimulai dengan ilmu. Pada saat
ini ada penyakit dalam pencarian ilmu, yaitu penyakit sekolahisme. Mencari ilmu
diidentikkan dengan sekolah. Kalau tidak sekolah tidak mendapat ilmu. Selesai sekolah,
selesai pula proses pencarian ilmu. Padahal pencarian ilmu tidak akan berhenti
hingga kelak telah mati dan semangat mencari ilmu adalah tonggak pembangunan
peradaban.
Budaya ilmu dalam Islam berbeda dengan budaya ilmu yang
lain, karena mengantarkan manusia kepada keyakinan pada Allah azza wa jalla. Bila
setelah menuntut ilmu kita menjadi bingung, semakin tinggi ilmu dan semakin
bingung, maka bisa dipastikan terjadi kesalahan dalam proses pencarian ilmu. Karena
kebenaran datangnya dari Allah, jangan sampai ragu.
Allah berfirman dalam Alquran surah At Tahrim ayat 6 “jagalah dirimu dan kelargamu dari api
neraka”. Makna dari ayat ini adalah jadikanah keluargamu beradab dan berilmu
untuk menjaga dari api neraka. Porsi adab adalan 2/3 agama. Adab adalah
kemampuan seseorang untuk memahami segala sesuatu sesuai aturan Allah,
meletakkan segala sesuatu dengan tepat. Maka sebagaian dari budaya adalah adab.
Bagi orang tua, wajib mendidik anak untuk beradab. Saat ini
banyak anak yang tidak beradab pada orang tuanya. Namun bila ternyata orang
tuanya yang tidak beradab, maka mereka harus dilatih terlebih dahulu sebelum
mengajari anaknya. Bila berilmu tinggi namun tidak beradab, maka yang timbul
adalah kekacauan.
Para ulama bersepakat bahwa saat ini Islam kehilangan adab.
Islam loss of adab, loss of disscipline, mind, body, and soul. Pada zaman Rasulullah,
tidak hanya adab, kedisiplinan, pikiran dan jiwa saja yang dilatih. Tubuh pun
dilatih sehingga dapat mengalahkan orang-orang kafir. Maka kembalikan
pendidikan adab, pendidikan pikiran, tubuh dan jiwa dari setiap muslim untuk
bisa membangun peradaban qur’ani
Adab mungkin sama dengan aqidah y?
BalasHapusadab lebih ke tatakrama mb. tatakrama memasuki masjid dengan kaki kanan dulu. makan dg tangan kanan dan sambil duduk. tatakrama yg diajarkan rasulullah lah...
Hapus