Sebetulnya ini bukan kali pertama aku berjualan, tapi ini
kali pertama aku cukup serius untuk berjualan. Dulu pernah jualan oriflamme tapi
niatnya Cuma mempermudah ibu kalau mau beli kosmetik, lalu gugur. Terus jualan
pulsa karena gak mau ngrepotin sang mantan plus buat sendiri juga. Hasilnya lumayan
dan longlife. Tapi ya itu, kalo ngitung keuntungan malah bikin ngambek gak
pengen jualan. Lha untungnya super sedikit sih. Jadi let it flow aja deh. Hihihi
Kali ini aku sebetulnya berawal dari kemalasan. Hahaha. Kakakku
punya beberapa usaha dan sedikit kerepotan ngurus semua sendiri. Akhirnya aku
yang masih nganggur disuruh memasarkan buku-buku dalam naungan Afi Book Store. Bulan
pertama aku stress karena ini dunia baru. Malas-malasanlah dalam menjalankan. Bikin
akun di Alidien (tempat jual beli yang dikelola oleh muslim), belajar foto
produk secara otodidak, posting, tapi
memang sepi banget sih di sana. Akhirnya aku mutung dengan aplikasi itu.
Lepas lebaran 2017 aku berbincang dengan seorang teman SMA
yang juga masih menganggur. Kebetulan dia orang ekonomi. Aku minta dia
menjelaskan tentang marketing soalnya baca sendiri di berbagai web kok gak
nyambung. Ternyata baca tanpa diskusi itu lebih lambat masuknya. Alhamdulillah setelah
aku diskusi, tanya ini itu mulai ada sedikit pencerahan. Akhirnya bikin akun khusus
jualan di Instagram. Targetku saat itu sederhana sekali, yang penting aku bisa
follow banyak orang dan orang follow aku. Kirim beberapa foto produk pun
kulakukan tapi masih sepi banget.
Bulan setelahnya aku masuk ke sebuah grup WA bersama
beberapa pedagang buku. Interaksi dengan mereka membuat motivasi tersendiri. Sambil
tetap menambah follower dan kirim foto produk, aku stalking beberapa pedagang online
terutama pedagang buku. Mulai ketemu polanya. Tapi ternyata IG tetap sepi, aku
harus memutar otak lagi.
Bulan berikutnya aku mulai melirik facebook pribadi. Sebetulnya
bisa buat fanpage, tapi pasti harus mulai dari 0 lagi seperti di IG. Akhirnya dengan
berat aku membuat Fb pribadi sebagai media jualan juga. Kirim satu, dua gambar
dengan caption yang aku buat sendiri dengan bahasa aku banget. Alhamdulillah
ada satu dua yang melirik, bertanya dan memesan. Di sela kesibukan pergi tes ke
sana ke mari, aku melayani pembeli yang terkadang harus membuatku menarik napas
panjang.
Berdagang buatku bisa melatih mood biar selalu happy karena
melayani dengan happy terasa sekali bedanya dengan melayani dalam kondisi bad
mood. Pembeli pun bisa merasakan. Berdagang juga harus mengalahkan malu dan
ketakutan. Gimana kalau ini kalau itu harus dihapus walaupun waspada tetap
perlu. Bersabar juga diajarkan saat ini. Bagaimana menghadapi konsumen yang
bikin emosi tapi tetap harus melayani dengan senyum terbaik dan memberikan
motivasi ke pelanggan. Bayangkan kalo kita lagi sebel terus harus senyum dan
memberikan motivasi positif, susah kan? Tapi inilah berdagang. Banyak bertemu
orang, mengenal berbagai karakter dan juga membentuk karakter. Semoga daganganku
laku terus J